-->

Sunday, May 11, 2014

Ideopolstratak “wataknya”
,;,Makassar-malam ini, di ruangan yang mulai terasa dingin oleh tiupan kipas angin, aku mulai membuka laptop sembari mengingat peristiwa penting yang belakangan banyak menyita waktuku. Yah, bagaimana tidak,  aktivitas yang awalnya membuatku muak dan sedikit kesal ini mulai menjauhkanku dengan beberapa tanggung jawab yang seharusnya menjadi urutan pertama di memo list.

Tak pernah terpikirkan jika suatu hari aku akan terlibat dengan hal hal yang sangat pelik, bahkan sejak awal aku tak berniat melanjutkan pengaderan di salah satu organisasi ini, alasannya satu, aku benci dengan politik praktis, tak ingin terlibat dengan hal yang semacam itu. Namun, karena dorongan dari beberapa pihak akupun memutuskan mengikuti kegiatan itu.
Hari itupun dimulai, setelah pengaderan usai, aku kembali melanjutkan aktivitas keseharianku, seperti biasa, tak ada yang berbeda. Suatu hari di kampus yang berjarak tak jauh dari tempat tinggalku, pesan masuk di telepon genggamku memintaku untuk mengikuti sebuah rapat, ini bukan kali pertama, sudah menjadi rutinitasku. Namun, kali ini sedikit berbeda dari yang biasanya, jika sebelumya aku dan beberapa orang temanku hanya membicarakan kegiatan berikutnya, hari ini tidak lagi.
Aku mulai mendengar suara perdebatan hari itu, yang satu mendebati yang lain, dan satunya saling menimpali, akupun tak tinggal diam dengan kondisi itu. Sekira 15 orang berada dalam forum yang mulai alot dan tak menemukan jalan keluar itu, beberapa orang temankupun menawarkan sebuah solusi untuk sebuah permasalahan itu, setuju, tak ada yang membantah hal itu. Diskusi itu berakhir dengan sebuah kondisi yang mulai memaksaku untuk harus terlibat dengan hal hal yang berbau politis. Setelah forum usai, aku dan beberapa teman lainnya mulai beranjak dari tempat duduk, kami pamit dan tak lupa saling bersalaman seolah dengan seperti itu kondisi akan membaik, tapi semua ternyata hanya memperlihatkan kepura-puraan.
Selang beberapa menit, kami (aku dan beberapa orang teman) berada jauh hingga mereka hilang dari penglihatan kami. Temankupun mulai membuka pembicaraan baru, mengatur strategi, taktik, yah lagi lagi itulah politik, berkubu jika memiliki kepentingan yang sama, bila berbeda, bersiaplah untuk didepak dari kubu. Aku yakin, merekapun seperti itu mengatur strategi, ibarat sebuah peperangan, aku harus menyiapkan senjata yang cukup ampuh untuk menandingi mereka. Meski seperti itu, buatku, pembicaraan barusan adalah sebuah peperangan hebat, saling mengangkat senjata dan membidikkan ke arah jantung setiap yang berbeda kepentingan, yah itulah POLITIK!!!
Politik, jika Anda orang yang licik, Anda sebetulnya berpotensi untuk bisa bermain di wilayah itu. Politik itu menyebalkan dan tak jarang membuat hubungan antar dua orang harus pupus lantaran berbeda kepentingan, politik ibarat sebuah kue yang diramu dari bahan bahan kepentingan dan taktik, jika kepentingan dan taktik mulai sejalan tentunya akan menghasilkan kue yang lezat, namun jika kedua duanya gagal, silahkan mencoba kue yang lain dan tentunya dengan bahan yang berbeda.
Jika aku boleh memilih, aku sungguh tak menginginkan perpecahan, utuh itu jauh lebih baik. Bahkan, kalau boleh dikata aku pernah ingin lari dari kondisi ini dan membiarkannya berlalu begitu saja, tapi sebetulnya itu adalah jalan yang salah, dengan lari aku tak menemukan apa apa. Selain terhindar dari tanggung jawab, padahal menghindari tanggung jawab juga menjadi bentuk ketidakbecusan.
Seorang yang hebat, aku begitu mengaguminya, dia seorang guru yang sangat amat cerdas, yang mampu menginspirasi banyak orang. Dia berkata padaku, “lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan, politik akan mengajarkanmu menjadi orang yang besar, inilah dinamika organisasi, di sinilah kesempatan besar untuk belajar.” Belajar, belajar, belajar kata itu bergema keras di telingaku.
Aku yakin, dari sekian ratus mahasiswa, hanya segelintir orang yang diperhadapkan dengan kondisi itu, dan dari segelintir orang itu lagi hanya sedikit yang ingin mengambil pelajaran dari permasalahan itu.

,;,Teruslah belajar, jangan biarkan dirimu menyesal di kemudian hari lantaran membiarkan kesempatan berlalu begitu saja, jadikan kesempatan sebagai modal awal untuk belajar,;,

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit, sed diam nonummy nibh euismod tincidunt ut laoreet dolore magna Veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat.

0 comments:

Post a Comment

Contact Us

Phone :

+20 010 2517 8918

Address :

3rd Avenue, Upper East Side,
San Francisco

Email :

email_support@youradress.com

Search This Blog

Powered by Blogger.

Blog Archive


Referral Banners

?Cara Buat Buku Tamu Di Blog
KLIK DI SINI ! di sini

Bisnis Jastip "Salam Dari Eropa" Bermodalkan Smartphone

Jastip atau Jasa Titipan belakangan ini semakin marak. Jastip biasanya beroperasi di Whatsapp Grup maupun sosial media, yang bisa diakse...

Referral Banners

Followers